Indische Vereeniging
Indische Vereeniging atau Perhimpunan
Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri
Belanda yang berdiri pada tahun 1908.
Indische Vereeniging
berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan
Soripada dan R.M. Noto Soeroto yang tujuan
utamanya ialah mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato.
Sejak Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi
Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada 1913, mulailah mereka
memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa
pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah vereeninging ini
memasuki kancah politik. Waktu itu pula vereeniging menerbitkan
sebuah buletin yang diberi nama Hindia
Poetera, namun isinya
sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik. Organisasi ini bersifat moderat (selalu
menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem) sebagai
perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk memperbincangkan
masalah dan persoalan tanah air. Pada awalnya Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi
sosial.Memasuki tahun 1913, dengan dibuangnya tokoh Indische Partij ke Belanda maka
dibuatlah pokok pemikiran pergerakan yaitu Hindia untuk Hindia yang menjadi
nafas baru. Perkumpulan mahasiswa Indonesia. Iwa Kusumasumantri sebagai ketua menyatakan 3
azaz pokok Indische Vereeniging yaitu:
1. Indonesia menentukan nasibnya sendiri
2. Kemampuan dan kekuatan sendiri
3. Persatuan dalam menghadapi Belanda
2. Kemampuan dan kekuatan sendiri
3. Persatuan dalam menghadapi Belanda
Selain di Belanda
perjuangan P.I juga dilakukan di nusantara yaitu dengan mengeluarkan buku
Gedenkboek 1908-1923 Indonesische Vereeniging.
Buku ini berisi artikel-artikel dari tokoh-tokoh P.I sebanyak tiga belas
artikel didalamnya.
Setelah berganti nama pada 1925 Indonesische Veerniging menjadi Perhimpunan Indonesia gerakan melawan penjajah pun semakin gencar.
Setelah berganti nama pada 1925 Indonesische Veerniging menjadi Perhimpunan Indonesia gerakan melawan penjajah pun semakin gencar.
Pada 1925 ini juga P.I
mengeluarkan Manifesto Politik. Dalam salah satu edisi Indonesia
Merdeka, muncul sebuah tulisan yang dikenal dengan "Manifesto
1925" [3]. Isinya menyangkut
ketegasan sikap:
1.
Rakyat Indonesia sewajarnya
diperintah oleh pemerintah yang dipilih mereka sendiri;
2.
Dalam memperjuangkan pemerintahan
sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak mana pun dan;
3. Tanpa persatuan kukuh dari pelbagai unsur rakyat tujuan perjuangan itu sulit dicapai.
Hubungan dengan organisasi
Indonesia
Perhimpuan
Indonesia tidak mempunyai cabang di Indonesia, akan tetapi mempunyai hubungan
erat dengan orang-orang sehaluan dengan PI seperti Soenario, Sartono, Ishak,
Budhiarto, Suyadi dll.dan juga perhimpunan Indonesia mengalami krisis ekonomi
sehingga mereka kembali ke Indonesia dan mendirikan organisasi pemuda sesuai
dengan daerah asal masing-masing seperti; jongjava’jong Sumatra dsb
Pergantian nama perkumpulan ini juga suatu bentuk perlawanan
dari para pelajar tersebut. Para pelajar ini mengganti nama perkumpulan untuk
menghilangkan sifat kolonial yang diganti dengan nama-nama yang bersifat
nasional. Nama P. I ini resmi digunakan pada tanggal 8
februari 1925. Selain merubah nama perkumpulan para anggota P.I juga merubah
majalah yang mereka terbitkan dari Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka.Selain
itu untuk menambah kesan kebangsaan ditetapkan pula para anggota P.I harus
menggunakan kopiah. Hal ini sebagai penujuk identitas P.I
. Selain itu perubahan juga terjadi pada nama-nama anggota yang berbau feodal
atau kebangsawanan. Nama-nama anggota P.I yang ada nama kebangsawanannya sudah
tidak dipegunakan lagi dalam lingkungan teman dan masyarakat. Contohnya
seperti salah satu nama tokoh P.I yaitu Nazir Datuk Pamuntjak kemudian disebut
Nazir Pamuntjak saja.
Selain itu pemakaian lambang merah-putih dengan gambar kepala kerbau dinyatakan resmi sebagai lambang organisasi Perhimpunan Indonesia. Selain itu pada 1925 juga muncul manifesto 1925 di dalam majalah P.I yaitu Indonesia Merdeka. Semenjak berganti nama Perhimpunan Indonesia organisasi ini semakin giat usaha menyebarluaskan tentang proses perkembangan pergerakan Perhimpunan Indonesia. Usaha ini dilakukan oleh Ali Sastroamidjojo dengan secara aktif mengisi majalah Indonesia Merdeka yang beredar di Belanda . Selain beredar di Belanda majalah ini juga berusaha di edarkan di Nusantara. Pengiriman ke nusantara dilakukan melalui penyelundupan dengan menyobek halaman majalah Indonesia Merdeka kemudian ditempelkan pada halaman-halaman majalah Belanda yang masuk ke Indonesia yang tidak dilarang untuk dikirim ke Indonesia. Ali mengirimkan majalah-majalah Belanda itu kepada adiknya Usman untuk disebarkan.
Perhimpunan Indonesia dalam gerakan politiknya juga berbicara dalam forum-forum Internasional seperti Mohammad Hatta yang berpidato dalam Congres democratique Internationale pour la paix di Bierville dekat Paris pada agustus 1926. Dalam Kongres liga demokrasi Perdamaian Internasional ini Moh Hatta jelas menuntut kemerdekaan Indonesia selain itu dalam pidatonya Hatta juga tidak menggunakan nama Hindia Belanda tapi secara jelas menggunakan nama Indonesia. Selain di Prancis Hatta juga berpidato dalam Liga anti-Imprialisme dan penindasan kolonial yang diselanggrakan di Brussel , Belgia pada 10-15 Februari 1927. Dalam forum ini juga Hatta dengan jelas mengemukakan soal mengenai perjuangan kemerdekaan nasional bangsa Indonesia tetapi juga penindasan pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia setelah terjadinya pemberontakan PKI pada 1926 Aksi-aksi yang dilakukan menyebabkan Hatta dkk. dituduh melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Karena dituduh menghasut untuk pemberontakan terhadap Belanda maka tahun 1927 tokoh-tokoh PI diantaranya M. Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili. Tindakan-tindakan PI dapat dikatakan radikal, apakah radikal itu? Radikal adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan secara keras,
Selain itu pemakaian lambang merah-putih dengan gambar kepala kerbau dinyatakan resmi sebagai lambang organisasi Perhimpunan Indonesia. Selain itu pada 1925 juga muncul manifesto 1925 di dalam majalah P.I yaitu Indonesia Merdeka. Semenjak berganti nama Perhimpunan Indonesia organisasi ini semakin giat usaha menyebarluaskan tentang proses perkembangan pergerakan Perhimpunan Indonesia. Usaha ini dilakukan oleh Ali Sastroamidjojo dengan secara aktif mengisi majalah Indonesia Merdeka yang beredar di Belanda . Selain beredar di Belanda majalah ini juga berusaha di edarkan di Nusantara. Pengiriman ke nusantara dilakukan melalui penyelundupan dengan menyobek halaman majalah Indonesia Merdeka kemudian ditempelkan pada halaman-halaman majalah Belanda yang masuk ke Indonesia yang tidak dilarang untuk dikirim ke Indonesia. Ali mengirimkan majalah-majalah Belanda itu kepada adiknya Usman untuk disebarkan.
Perhimpunan Indonesia dalam gerakan politiknya juga berbicara dalam forum-forum Internasional seperti Mohammad Hatta yang berpidato dalam Congres democratique Internationale pour la paix di Bierville dekat Paris pada agustus 1926. Dalam Kongres liga demokrasi Perdamaian Internasional ini Moh Hatta jelas menuntut kemerdekaan Indonesia selain itu dalam pidatonya Hatta juga tidak menggunakan nama Hindia Belanda tapi secara jelas menggunakan nama Indonesia. Selain di Prancis Hatta juga berpidato dalam Liga anti-Imprialisme dan penindasan kolonial yang diselanggrakan di Brussel , Belgia pada 10-15 Februari 1927. Dalam forum ini juga Hatta dengan jelas mengemukakan soal mengenai perjuangan kemerdekaan nasional bangsa Indonesia tetapi juga penindasan pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia setelah terjadinya pemberontakan PKI pada 1926 Aksi-aksi yang dilakukan menyebabkan Hatta dkk. dituduh melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Karena dituduh menghasut untuk pemberontakan terhadap Belanda maka tahun 1927 tokoh-tokoh PI diantaranya M. Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili. Tindakan-tindakan PI dapat dikatakan radikal, apakah radikal itu? Radikal adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan secara keras,
PNI
PNI atau Partai Nasional Indonesia adalah partai politik
tertua di Indonesia.
Partai ini didirikan pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional
Indonesia dengan
ketuanya pada saat itu adalah Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono,
Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo. Partai Nasional Indonesia
(PNI). Bermula dari orang
Algemenee Studie Club di Bandung tahwun 1926, Ir. Sukarno dkk seperti
Mr. Sumaryo, Ali Sastroamijoyo, & Mr. Sartono bermaksud menggalang
perjuangan melalui organisasi yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia.
Dalam Azasnya PNI
berkeyakinan, bahwa syarat yang amat penting untuk perbaikan kembali semua
susunan pergaulan hidup Indonesia itu ialah kemerdekaan nasional.Oleh karena
itu, maka semua kekuatan haruslah ditujukan ke arah kemerdekaan nasional.Dengan
kemerdekaan nasional rakyat akan dapat memperbaiki rumah tangganya dengan
tanpa gangguan. PNI ingin sekali melihat rakyat Indonesia bisa mencapai
kemerdekaan politik untuk mencapai pemerintahan nasionalmencapai hak untuk
mengadakan Undang-undang sendiri dan mengadakan aturan-aturan sendiri dalam
mengadakan pemerintahan.
Sesudah PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh pemerintah Hindia Belanda akibat pemberontakannya tahun 1926-1927, maka dirasakan perlunya wadah untuk menyalurkan hasrat dan aspirasi rakyat yang tidak mungkin lagi ditampung oleh organisasi-organisasi politik yang ada pada waktu itu
Sesudah PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh pemerintah Hindia Belanda akibat pemberontakannya tahun 1926-1927, maka dirasakan perlunya wadah untuk menyalurkan hasrat dan aspirasi rakyat yang tidak mungkin lagi ditampung oleh organisasi-organisasi politik yang ada pada waktu itu
Sejalan dengan hal
tersebut muncul organisasi kebangsaan dengan corak politik nasionalis murni
yaitu PNI yang didirikan tanggal 4 Juli 1927. Kehadiran PNI benar-benar jadi tantangan
pemerintah Hindia Belanda karena organisasi ini benar-benar menunjukkan
perlawanannya., bahkan
pada tanggal 17-18 Desember 1927, PNI berhasil memelopori terbentuknya
organisasi sosial politik se Indonesia dalam bentuk (PPPKI) ,
Permufakatan perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
Permufakatan perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
SUMPAH PEMUDA
Penggagas Kongres Pemuda Pertama
DIALAH tokoh
penting di balik terselenggaranya Kongres Sumpah Pemuda Pertama 30
april-2mei 1926. Mohammad Tabrani Soerjowitjitro,
wafat pada 1984, tak hanya menggagas munculnya kongres itu, tapi ia juga
kemudian menjadi ketuanya.
Pemuda ini bernama lengkap Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, lahir di Pamekasan, Madura, 10 Oktober 1904. Ketika itu ia berusia 21 tahun, saat memimpin Kongres Pemuda1 Indonesia pertama yang digelar di Jakarta pada 30 April 1926 hingga 2 Mei 1926. Keputusan yang menetapkan Tabrani menjadi ketua panitia adalah hasil dari pertemuan sebelumnya yang terjadi pada tanggal 15 November 1925 dengan lima organisasi pemuda dan beberapa peserta perorangan yang bertemu di gedung Lux Orientis, Jakarta. Organisasi itu adalah Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Pelajar Minahasa, dan Sekar Roekoen. Dan Tabrani mewakili Jong Java.
Pemuda ini bernama lengkap Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, lahir di Pamekasan, Madura, 10 Oktober 1904. Ketika itu ia berusia 21 tahun, saat memimpin Kongres Pemuda1 Indonesia pertama yang digelar di Jakarta pada 30 April 1926 hingga 2 Mei 1926. Keputusan yang menetapkan Tabrani menjadi ketua panitia adalah hasil dari pertemuan sebelumnya yang terjadi pada tanggal 15 November 1925 dengan lima organisasi pemuda dan beberapa peserta perorangan yang bertemu di gedung Lux Orientis, Jakarta. Organisasi itu adalah Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Pelajar Minahasa, dan Sekar Roekoen. Dan Tabrani mewakili Jong Java.
hal yang menjadi pembicaraan adalah tentang usulan bahasa Indonesia yaitu bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Uraian singkat sebagai berikut;
Pada hari terakhir Kongres Pemuda pertama ini, Muhammad Yamin (saat itu berusia 22 tahun) menyatakan hanya ada dua bahasa, Jawa dan Melayu, yang berpeluang menjadi bahasa persatuan. Namun Yamin yakin bahasa Melayu yang akan lebih berkembang sebagai bahasa persatuan. Dan peserta kongres saat itu hampir sepakat menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
Namun Tabrani menentang : “Bukan saya tidak menyetujui pidato Yamin. Jalan pikiran saya ialah tujuan bersama, yaitu satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.”
Menurut Tabrani, kalau nusa itu bernama Indonesia, bangsa itu bernama Indonesia, “Maka bahasa itu harus disebut bahasa Indonesia dan bukan bahasa Melayu, walaupun unsur-unsurnya Melayu.”
Pendapat ini diterima Yamin dan Djamaludin. Keputusan menetapkan bahasa persatuan itupun ditunda dan akan dikemukakan lagi dalam Kongres Pemuda Kedua. Tujuan kongres pemuda I adalah;
1.
Membentuk badan sentral
2.
Memajukan paham persatuan kebangsaan
3.
Mempererat hubungan diantara semua perkumpulan pemuda
kebangsaan.
Peserta
Kongres Pemuda II
Sumpah
Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28
Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh
rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa
Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari
perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum
kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong
para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan
martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen
perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun
kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan
tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo
dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin Peristiwa
sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi
Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.
Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari
Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini
setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda II
dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan
Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh
wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi
kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond,
Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa
seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien
Kwie.Pada hari ini, 28 Oktober kembali diperingati hari Sumpah Pemuda. Hari
Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia yang
menggambarkan Kesatuan dan Persatuan Kebangsaan. Melalui hari Sumpah pemuda
ini kita mengenal ikrar :
Pertama:Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Soepratman pertama kali dinyanyikan. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantudmkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya. Tidak kalah penting pada peristiwa ini, bendera Merah Putih dikibarkan. Sumpah Pemuda, adalah Ikrar dalam kongres pemuda ke II di Jakarta yang menyatakan bahwa Putra Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, menjunjung bahasa persatuan dan berbangsa satu yaitu Indonesia. Hal ini bukan omong kosong dan bukan pekerjaan dalam waktu singkat, dan juga bukan hasil usaha dari beberapa gelintir orang saja. Sejak kebangkitan nasional 20 Mei 1908, para pemuda Indonesia telah membuktikan diri kepada penguasa Kolonial bahwa anggapan jelek bangsa Indonesia itu "Laksheid", yang berarti pemalas, tidak bersatu serta saling bermusuhan, adalah tidak benar.
Pertama:Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Soepratman pertama kali dinyanyikan. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantudmkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya. Tidak kalah penting pada peristiwa ini, bendera Merah Putih dikibarkan. Sumpah Pemuda, adalah Ikrar dalam kongres pemuda ke II di Jakarta yang menyatakan bahwa Putra Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, menjunjung bahasa persatuan dan berbangsa satu yaitu Indonesia. Hal ini bukan omong kosong dan bukan pekerjaan dalam waktu singkat, dan juga bukan hasil usaha dari beberapa gelintir orang saja. Sejak kebangkitan nasional 20 Mei 1908, para pemuda Indonesia telah membuktikan diri kepada penguasa Kolonial bahwa anggapan jelek bangsa Indonesia itu "Laksheid", yang berarti pemalas, tidak bersatu serta saling bermusuhan, adalah tidak benar.
Sarekat Dagang Islam
Organisasi
Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan
pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang
pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-pedagang
tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih
tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan
oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan
perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi.SDI
merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan
perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H.
Samanhudi, perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang
berpengaruh. R.M.
Tirtoadisuryo pada tahun 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiah di Batavia. Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo mendirikan lagi organisasi semacam
itu di Buitenzorg. Demikian pula, di Surabaya H.O.S. Tjokroaminoto mendirikan organisasi serupa tahun 1912. Tjokroaminoto masuk SI bersama
Hasan Ali Surati, seorang keturunan India, yang kelak kemudian memegang
keuangan surat kabar SI, Utusan Hindia. Tjokroaminoto kemudian dipilih menjadi
pemimpin, dan mengubah nama SDI menjadi Sarekat Islam (SI). Pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang baru Haji
Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini
dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga
dalam bidang lain seperti politik. Jika ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat
disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut:
- Mengembangkan jiwa dagang.
- Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
- Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
- Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
- Hidup menurut perintah agama.
SI tidak
membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan SI adalah membangun
persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan
mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan
masyarakat muslim. Pada waktu SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya Gubernur
Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya
diberikan pada SI lokal. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat
adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar
terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang
dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang
banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.Seiring dengan
perubahan waktu, akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada
bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai
politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917.
Sarekat Islam
Potret bersama rapat Sarekat Islam di Kaliwungu. Hadir para anggota dari
Kaliwungu, Peterongan, dan Mlaten, serta anggota Asosiasi Staf
Kereta Api dan Trem (VSTP)[1] Semarang.
Pada tahun 1912, oleh pimpinannya
yang baru Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam
(SI). Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak dalam
bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Jika ditinjau
dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut:
- Mengembangkan jiwa dagang.
- Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
- Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
- Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
- Hidup menurut perintah agama.
SI tidak
membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan
SI adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di
antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka
untuk semua lapisan masyarakat muslim. Pada waktu SI mengajukan diri sebagai
Badan Hukum, awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya
diberikan pada SI lokal. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat
adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar
terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang
dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang
banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.
Seiring
dengan perubahan waktu, akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum
pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai
politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917.
Kongres-kongres awal
Kongres pertama diadakan pada bulan Januari 1913.
Dalam kongres ini Tjokroaminoto menyatakan
bahwa SI bukan merupakan organisasi politik, dan bertujuan untuk meningkatkan
perdagangan antarbangsa Indonesia, membantu anggotanya yang mengalami
kesulitan ekonomi serta mengembangkan kehidupan relijius dalam masyarakat
Indonesia.Kongres kedua diadakan pada bulan Oktober 1917.Kongres ketiga diadakan pada
tanggal 29 September hingga 6 Oktober 1918 di Surabaya. Dalam kongres ini Tjokroaminoto
menyatakan jika Belanda tidak melakukan reformasi sosial berskala besar, SI
akan melakukannya sendiri di luar parlemen.
Masuknya pengaruh komunisme
SI yang
mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme
revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV
(Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada tahun 1914. Pada mulanya
ISDV sudah mencoba menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka
anut tidak berakar di dalam masyarakat Indonesia melainkan diimpor dari Eropa
oleh orang Belanda, sehingga usahanya kurang berhasil. Sehingga mereka
menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal sebagai "Blok
di dalam", mereka berhasil menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena
dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme
namun dengan cara yang berbeda.
Dengan
usaha yang baik, mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Semaoen, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan SI pecah
menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh
HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen. SI merah
berlandaskan asas sosialisme-komunisme.
Adapun faktor-faktor yang mempermudah infiltrasi ISDV
ke dalam tubuh SI antar lain:
1. Centraal Sarekat Islam (CSI)
sebagai badan koordinasi pusat memiliki kekuasaan yang lemah. Hal ini
dikarenakan tiap cabang SI bertindak sendiri-sendiri. Pemimpin cabang memiliki
pengaruh yang kuat untuk menentukan nasib cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah
ketua SI Semarang.
2. Peraturan partai pada waktu itu
memperbolehkan keanggotaan multipartai, mengingat pada mulanya organisasi
seperti Boedi Oetomo dan SI merupakan organisasi non-politik. Semaoen juga
memimpin ISDV (PKI) dan berhasil meningkatkan anggotanya dari 1700 orang pada
tahun 1916 menjadi 20.000 orang pada tahun 1917 di sela-sela kesibukannya
sebagai Ketua SI Semarang.
3. Akibat dari Perang Dunia I, hasil
panen padi yang jelek mengakibatkan membumbungnya harga-harga dan menurunnya
upah karyawan perkebunan untuk mengimbangi kas pemerintah kolonial
mengakibatkan dengan mudahnya rakyat memihak pada ISDV.
4. Akibat kemiskinan yang semakin
diderita rakyat semenjak Politik Pintu Terbuka (sistem liberal) dilaksanakan
pemerintah kolonialis sejak tahun 1870 dan wabah pes yang melanda pada tahun
1917 di Semarang.
SI Putih (H. Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo) berhaluan kanan berpusat di kota Yogyakarta. Sedangkan SI Merah (Semaoen,
Alimin, Darsono) berhaluan kiri berpusat di kota Semarang. Sedangkan HOS Tjokroaminoto pada
mulanya adalah penengah di antara kedua kubu tersebut.
Jurang
antara SI Merah dan SI Putih semakin melebar saat keluarnya pernyataan Komintern (Partai Komunis Internasional)
yang menentang cita-cita Pan-Islamisme. Pada saat kongres SI Maret 1921 di
Yogyakarta, H. Fachruddin, Wakil Ketua Muhammadiyah mengedarkan brosur yang menyatakan
bahwa Pan-Islamisme tidak akan tercapai bila tetap
bekerja sama dengan komunis karena keduanya memang bertentangan. Di samping
itu Agus Salim mengecam SI Semarang yang mendukung PKI. Darsono membalas kecaman tersebut dengan mengecam beleid
(Belanda: kebijaksanaan) keuangan
Tjokroaminoto. SI Semarang juga menentang pencampuran agama dan politik dalam
SI. Oleh karena itu, Tjokroaminoto lebih condong ke SI haluan kanan (SI
Putih).
Penegakan disiplin partai
Pecahnya SI
terjadi setelah Semaoen dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada
kaitannya dengan desakan Abdul Muis dan Agus Salim pada kongres SI yang keenam
6-10 Oktober 1921 tentang perlunya disiplin partai yang melarang keanggotaan
rangkap. Anggota SI harus memilih antara SI atau organisasi lain, dengan
tujuan agar SI bersih dari unsur-unsur komunis. Hal ini dikhawatirkan oleh PKI
sehingga Tan Malaka meminta pengecualian bagi PKI.
Namun usaha ini tidak berhasil karena disiplin partai diterima dengan
mayoritas suara. Saat itu anggota-anggota PSI dari Muhammadiyah dan Persis pun turut pula dikeluarkan, karena
disiplin partai tidak memperbolehkannya.
Keputusan mengenai disiplin partai diperkuat lagi dalam kongres SI pada
bulan Februari 1923 di Madiun. Dalam kongres
Tjokroaminoto memusatkan tentang peningkatan pendidikan kader SI dalam
memperkuat organisasi dan pengubahan nama CSI menjadi Partai Sarekat Islam
(PSI). Pada kongres PKI bulan Maret 1923, PKI
memutuskan untuk menggerakkan SI Merah untuk menandingi SI Putih. Pada tahun
1924, SI Merah berganti nama menjadi "Sarekat Rakyat
Partai Sarekat Islam Indonesia
Pada
kongres PSI tahun 1929 menyatakan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai
kemedekaan nasional. Karena tujuannya yang jelas itulah PSI ditambah namanya
dengan Indonesia sehingga menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Pada
tahun itu juga PSII menggabungkan diri dengan Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Akibat
keragaman cara pandang di antara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa
partai politik, di antaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSII Kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan PSII sendiri. Perpecahan itu melemahkan PSII
dalam perjuangannya. http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
Pro
& kontra Budi
Utumo
Sebuah kekeliruan yang
nyata bila Boedi Oetomo yang didirikan pada 1908 diperingati sebagai Hari
Pendidikan Nasional (Harkitnas). Karena tiga tahun Boedi Oetomo lahir, pada
tanggal 16 Oktober 1905 sudah berdiri Sarekat Dagang Islam (SDI) di Surakarta
yang didirikan oleh Haji Samanhoedi.
SDI jelas mempunyai arah
perjuangan memajukan ekonomi pribumi dan melawan hegemoni asing. SDI yang
bercorak Islam dan nasionalis, tidak tersekat-sekat dalam kedaerahan yang
sempit.
Kritik terhadap
dijadikannya Boedi Oetomo sebagai landasan kebangkitan nasional tak hanya
datang dari umat Islam.Peneliti Robert van Niels juga mengatakan, “Tanggal berdirinya Budi Utomo sering disebut sebagai Hari Pergerakan Nasional atau Kebangkitan Nasional. Keduanya keliru, karena Budi Utomo hanya memajukan satu kelompok saja. Sedangkan kebangkitan Indonesia sudah dari dulu terjadi…Orang-orang Budi Utomo sangat erat dengan cara berpikir barat. Bagi dunia luar, organisasi Budi Utomo menunjukkan wajah barat. ” (Robert van Niels, Munculnya Elit Modern Indonesia, hal. 82-83).
Melihat
peran dan kiprah Jamiat Kheir/SDI dalam gerakan kebangkitan kesadaran nasional
Indonesia, mengapa kabinet Hatta (1948-1949) menetapkan Budi Utomo sebagai
pelopor kebangkitan nasional, padahal jelas-jelas organisasi tersebut menolak
pelaksanaan cita-cita persatuan Indonesia dengan menolak sistem penerimaan
keanggotaan yang tidak terbatas dari bangsawan Jawa semata, dan mengekalkan
serta amenguatkan agama Jawa. Bahkan Budi Utomo melalui medianya Djawa Hisworo
mengangkat artikel yang menghina Rasulullah saw. Mengapa bukan Jamiat Kheir
yang dijadikan tonggak sebagai pelopor kebangkitan kesadaran nasional
Indonesia, yang secara faktual telah berjuang di hampir semua bidang, baik
pendidikan, politik, ekonomi, dan jurnalistik. Apakah karena mereka beragama
Islam dan berkewarganegaraan Timur Asing ?
Pertantaan?...
Mengapa tanggal berdirinya Budi Utomo juga di
peringati sebagai hari ke bangkitan Nasional?Kenapa bukan tanggal berdirinya Sarekat Dagang Islam
sebagai hari ke bangkitan nasional, jelas mempunyai arah perjuangan memajukan
ekonomi pribumi dan melawan hegemoni asing. SDI yang bercorak Islam dan
nasionalis,sedangkan Budi Utomo hanya mengutamakan golongan tertentu yaitu
golongan priayi?
Jawaban
tiap tanggal 20 Mei pemerintah memperingati Hari
Kebangkitan Nasional (Harkitnas), mengacu pada organisasi Boedi Oetomo yang
didirikan pada 20 Mei 1908.tujuannya untuk mencapai kemajuan &
meningkatkan derajat bangsa.melahirkan kaum cendikiawan/golongan pelajar yang
menjadi suatu kekuatan social baru u/ memperbaiki nasib bangsanya.organisasi ini
adalah organisasi Pertama yang berbadan hukum karna berkerjasma dengan belanda
& terbatas padagolongan priyai dan juga Budi Utomo di akui/di resmikan
oleh Belanda jadi secara hukum Partai yang Legal/sah di mata hokum sedangkan
Serekat Islam baru di akui resmi pada tahun 1916 dan pada awal berdirinya
Serekat Islam/Serekat Dagang Islam lebih tujuannyan untuk berdagang/bergerak
di system perekonomian.
|
Indicshe Partij
Indische Partij
(IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Dr. Ernest
Francois Eugene Douwes Dekker yang lebih dikenal sebagai Dr. Danu Dirdjo Setia
Budhi,kemudian disusul oleh Dr. Cipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi
Soerjaningrat yang kemudian terkenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara.EFE Douwes Dekker sendiri adalah cucu dari adik d Douwes Dekker penulis buku yang cukup terkenal “Max Haveelar” yang memuat kisah-kisah penderitaan “Saija dan Adinda” dengan menggunakan nama samaran Multatuli.
Sedangkan
Dr. Cipto adalah anak seorang guru dan pernah dianugerahi bintang jasa “Ridder
in de Orde van Oranje Nassau” oleh Ratu Wilhelmina karena keberaniannya
bertugas di Kepajen dekat kota Malang tatkala berjangkit wabah pes disana. Ia
seseorang yang pantang menyerah dalam menggapai cita-citanya dan terkenal
dengan semboyannya “rawe-rawe rantas, malang-malang putung”.
Dan
Suwardi Suryaningrat adalah keturunan bangsawan, cucu dari Sri Paku Alam III.
Awalnya bersekolah di STOVIA, namun tidak selesai dan karena bakat
jurnalistiknya ia bersama Douwes Dekker mengasuh majalah “De Express”. Yang bercita-cita mencapai Inhdonesia merdeka. IP
dimaksud mengantikan Indische bond yang terdiri dari orang indo & eropa.
Indische bond di bubarkan karna terjadi Diskriminasasi.
Tujuannya:
1)
Menumbuhkan & menigkatkan jiwa persatuan
semua golongan.
2)
Memajukan tanah air yang dilandasi
jiwa nasional
3)
Mempersiapkan kehidupan
rakyat yang merdeka.
Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak
kenyataan politik rasial yang yang dilakukan pemerintah kolonial.
Indische Partij dalam progam kerja
menentapkan beberapa langkah antara lain:
1)
Menanamkan cita-cita kesatuan
nasional Indonesia.
2)
Berusaha u/ mendapatkan persamaan
hak bagi semua orang Hindia(Indonesia).
3)
Meningkatkan pengajaran yang
kegunaannya harus ditujukan u/ kepentingan ekonomi Hindia.
Pada tahun:1913 ke
tiga tokoh pendiri Indische Partij dihukum & dibuang ke negri Belanda
dengan alasan:
1)
Indische Partij membahayakan
kelangsungan penjajahan
2) Belanda
merasa malu atas sindiran:
v Suwardi
Suryadininggrat yang tertuang dalam tulisannya yang berjudul Al een Nederlander was(Jika saya seorang
Belanda).
Sekiranya saya seorang Belanda, maka saya tidak
akan merayakan pesta-pesta kemerdekaan di dalam suatu negeri yang kami sendiri
tidak sudi memberikan kemerdekaan negeri itu
v Dr.Cipto
Mangunkusumo yang dimuat di dalam De Express tanggal 26 juli 1913 yang
berjudul Kracht of Vrees? berisi
tentang kekhawatiran,kekuatan & ketakutan
v Douwes
Dekker turut mekritik dalam tulisannya De
Express tanggal 5 Agustus 1913yang berjudul Onze Helden;Cipto Mangunkusumo en Soerdi Soerjaninggrat(Pahlawan
kita;Cipto Mangunkusumo&Soerdi
Soerdininggrat)
Dengan
alasan inilah ke-3 tokoh ini diasingkan ke Belanda tapi pada tahun 1914.
Dr. Cipto Mangunkusomo di kembalikan ke Indonesia karna sakit.Sedangkan Douwes
Dekker&Soewardi Soerdiniggrat baru dikembalikan pada tahun 1919 .
Soerwardi Soerdiniggrat
Mendirikan Taman Siswa pada tanggal 3 juli 1922.Tujuan didirikan adalah u/
mendidik & mengajak golongan muda serta menanamkan rasa cinta tanah
air&semangat orang anti penjajahan.
TamanSiswa memiliki 3 semboyan
yang berasal dari bahasa Jawa,yaitu:
a) Ing ngarso sung
tuladha
|
Artinya sebagai contoh suri tauladan
kpd mereka yang ditengah&di belakang
|
b) Ing madyo karso
|
Artinya jika berada di tengah kuta
harus mampu member semangat u/ kemajuan
|
c) Tut wuri handayani
|
Artinya jika kita berada di belakang
kita mampu memberi dorongan
|
Douwes Dekker
Mendirikan Ksatrian
Institut/Ksatrian School pada tahun 1924.Di
Bandung,suka bumi.Tujuannya;
1)
u/ memberi kesempatan belajar
lebih baik&luas kpd anak-anak bumi putera.
2)
u/ menumbuhkan rasa harga diri
manusia&kepercayaan kpd diri sendiri sebagai bangsa yang merdeka.
Semboyan
yang digunakan adalah “Mengabdi Masa depan Rakyat”
Kemudian
Indische Partij berubah namanya menjadi “Insulinde”. Dr. Cipto menjadi anggota
pengurus pusat Insulinde untuk beberapa waktu dan melancarkan propaganda untuk
Insulinde, terutama di daerah pesisir utara pulau Jawa. Selain itu, propaganda
Cipto untuk kepentingan Insulinde dijalankan pula melalui majalah Indsulinde
yaitu Goentoer Bergerak, kemudian surat kabar berbahasa Belanda De Beweging,
surat kabar Madjapahit, dan surat kabar Pahlawan.
Akibat propaganda
Dr. Cipto, jumlah anggota Insulinde pada tahun 1915 yang semula berjumlah 1.000
orang meningkat menjadi 6.000 orang pada tahun 1917. Jumlah anggota Insulinde
mencapai puncaknya pada Oktober 1919 yang mencapai 40.000 orang. Insulinde di
bawah pengaruh kuat Cipto menjadi partai yang radikal di Hindia Belanda. Pada 9 Juni 1919 Insulinde
mengubah nama menjadi Nationaal-Indische Partij (NIP)Akan tetapi NIP rupanya tidak mendapat sambutan yang luas di masyarakat bumi putera karena masih banyak pemuda bumi putera yang takut secara terang-terangan menyatakan kemerdekaannya dan pihak Indo-Belanda masih ingin mempertahankan hak prerogatifnya sebagai warga negara kelas satu. Akibatnya banyak orang-orang Indo-Belanda yang keluar dari NIP dan membentuk partai sendiri yang sesuai dengan kepentingan mereka sendiri yaitu “Indo-Europeesch Verbong” (IEV).
Meskipun banyak ditinggalkan oleh anggotanya, sepak terjang tiga serangkai tidaklah surut. Kegiatan-kegiatan dalam bentuk tulisan dan propaganda yang dilakukan oleh ketiganya memperjuangkan kemerdekaan dan nasionalisme Hindia tetap merupakan ancaman bagi pemerintah kolonial, sehingga demikian pada tahun 1921 Nationaal-Indische Partij (NIP) dibubarkan.
RANGKUMAN
( Negara Maju & Berkembang)
Untuk
mengidentifikasi suatu negara dapat dikategorikan negara berkembang atau negara
maju kita dapat melihatnya dari indikator berupa:
1. Ekonomi
(Tingkat pendapatan per kapita) rendah
2. Tingkat
Pendidikan rendah
3. Tingkat
Produktifitas rendah
4. Tingkat
Pertumbuhan Penduduk dan Beban Tanggungan tinggi
5. Tingkat
Pengangguran tinggi
6. Ketergantungan
Produksi primer, dan import produk sekunder
7. Lingkungan
fisik belum baik.
Wilayah
persebaran Negara-negara berkembang sebagian besar terletak di Belahan Bumi
Bagian Selatan yaitu di Benua Asia, Benua Amerika dan Benua Afrika.
Sementara
itu ciri-ciri negara maju antara lain:
(1) Pendapatan
per KapitaTinggi
(2) Tingkat
Pendidikan Tinggi
(3) Pertumbuhan
penduduk kecil,
(4) Kegiatan
ekonomi berbasis industri dan jasa,
(5) Sebagian
besar penduduk tinggal di perkotaan,
(6) Angka
harapan hidup tinggi,
(7) Lingkungan
Fisik baik.
Wilayah
persebaran Negara-negara maju sebagian besar terletak di Belahan Bumi Utara,
meliputi Benua Eropa, Asia, Amerika. Hanya Australia dan Selandia baru terletak
di Belahan Bumi Bagian Selatan