Rabu, 27 Februari 2013

Debby Zalina



Indische Vereeniging

Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908.
Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato.
Sejak Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah vereeninging ini memasuki kancah politik. Waktu itu pula vereeniging menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera, namun isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik. Organisasi ini bersifat moderat (selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem) sebagai perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk memperbincangkan masalah dan persoalan tanah air. Pada awalnya Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi sosial.Memasuki tahun 1913, dengan dibuangnya tokoh Indische Partij ke Belanda maka dibuatlah pokok pemikiran pergerakan yaitu Hindia untuk Hindia yang menjadi nafas baru. Perkumpulan mahasiswa Indonesia. Iwa Kusumasumantri sebagai ketua menyatakan 3 azaz pokok Indische Vereeniging yaitu:
1. Indonesia menentukan nasibnya sendiri
2. Kemampuan dan kekuatan sendiri
3. Persatuan dalam menghadapi Belanda
Selain di Belanda perjuangan P.I juga dilakukan di nusantara yaitu dengan mengeluarkan buku Gedenkboek 1908-1923 Indonesische Vereeniging. Buku ini berisi artikel-artikel dari tokoh-tokoh P.I sebanyak tiga belas artikel didalamnya. 
Setelah berganti nama pada 1925 Indonesische Veerniging menjadi Perhimpunan Indonesia gerakan melawan penjajah pun semakin gencar.
*      Pada 1925 ini juga P.I mengeluarkan Manifesto Politik. Dalam salah satu edisi Indonesia Merdeka, muncul sebuah tulisan yang dikenal dengan "Manifesto 1925" [3]. Isinya menyangkut ketegasan sikap:
1.     Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilih mereka sendiri;
2.     Dalam memperjuangkan pemerintahan sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak mana pun dan;

3.      Tanpa persatuan kukuh dari pelbagai unsur rakyat tujuan perjuangan itu sulit dicapai.

*      Hubungan dengan organisasi Indonesia
Perhimpuan Indonesia tidak mempunyai cabang di Indonesia, akan tetapi mempunyai hubungan erat dengan orang-orang sehaluan dengan PI seperti Soenario, Sartono, Ishak, Budhiarto, Suyadi dll.dan juga perhimpunan Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga mereka kembali ke Indonesia dan mendirikan organisasi pemuda sesuai dengan daerah asal masing-masing seperti; jongjava’jong Sumatra dsb
Pergantian nama perkumpulan ini juga suatu bentuk perlawanan dari para pelajar tersebut. Para pelajar ini mengganti nama perkumpulan untuk menghilangkan sifat kolonial yang diganti dengan nama-nama yang bersifat nasional. Nama P. I ini resmi digunakan pada tanggal 8 februari 1925. Selain merubah nama perkumpulan para anggota P.I juga merubah majalah yang mereka terbitkan dari Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka.Selain itu untuk menambah kesan kebangsaan ditetapkan pula para anggota P.I harus menggunakan kopiah. Hal ini sebagai penujuk identitas P.I . Selain itu perubahan juga terjadi pada nama-nama anggota yang berbau feodal atau kebangsawanan. Nama-nama anggota P.I yang ada nama kebangsawanannya sudah tidak dipegunakan lagi dalam lingkungan teman dan masyarakat. Contohnya seperti salah satu nama tokoh P.I yaitu Nazir Datuk Pamuntjak kemudian disebut Nazir Pamuntjak saja. 
Selain itu pemakaian lambang merah-putih dengan gambar kepala kerbau dinyatakan resmi sebagai lambang organisasi Perhimpunan Indonesia. Selain itu pada 1925 juga muncul manifesto 1925 di dalam majalah P.I yaitu Indonesia Merdeka. Semenjak berganti nama Perhimpunan Indonesia organisasi ini semakin giat usaha menyebarluaskan tentang proses perkembangan pergerakan Perhimpunan Indonesia. Usaha ini dilakukan oleh Ali Sastroamidjojo dengan secara aktif mengisi majalah Indonesia Merdeka yang beredar di Belanda . Selain beredar di Belanda majalah ini juga berusaha di edarkan di Nusantara. Pengiriman ke nusantara dilakukan melalui penyelundupan dengan menyobek halaman majalah Indonesia Merdeka kemudian ditempelkan pada halaman-halaman majalah Belanda yang masuk ke Indonesia yang tidak dilarang untuk dikirim ke Indonesia. Ali mengirimkan majalah-majalah Belanda itu kepada adiknya Usman untuk disebarkan. 
Perhimpunan Indonesia dalam gerakan politiknya juga berbicara dalam forum-forum Internasional seperti
Mohammad Hatta yang berpidato dalam Congres democratique Internationale pour la paix di Bierville dekat Paris pada agustus 1926. Dalam Kongres liga demokrasi Perdamaian Internasional ini Moh Hatta jelas menuntut kemerdekaan Indonesia selain itu dalam pidatonya Hatta juga tidak menggunakan nama Hindia Belanda tapi secara jelas menggunakan nama Indonesia. Selain di Prancis Hatta juga berpidato dalam Liga anti-Imprialisme dan penindasan kolonial yang diselanggrakan di Brussel , Belgia pada 10-15 Februari 1927. Dalam forum ini juga Hatta dengan jelas mengemukakan soal mengenai perjuangan kemerdekaan nasional bangsa Indonesia tetapi juga penindasan pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia setelah terjadinya pemberontakan PKI pada 1926 Aksi-aksi yang dilakukan menyebabkan Hatta dkk. dituduh melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Karena dituduh menghasut untuk pemberontakan terhadap Belanda maka tahun 1927 tokoh-tokoh PI diantaranya M. Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili. Tindakan-tindakan PI dapat dikatakan radikal, apakah radikal itu? Radikal adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan secara keras,
PNI
PNI atau Partai Nasional Indonesia adalah partai politik tertua di Indonesia. Partai ini didirikan pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo. Partai Nasional Indonesia (PNI). Bermula dari orang Algemenee Studie Club di Bandung tahwun 1926, Ir. Sukarno dkk seperti Mr. Sumaryo, Ali Sastroamijoyo, & Mr. Sartono bermaksud menggalang perjuangan melalui organisasi yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia. Dalam Azasnya PNI berkeyakinan, bahwa syarat yang amat penting untuk perbaikan kembali semua susunan pergaulan hidup Indonesia itu ialah kemerdekaan nasional.Oleh karena itu, maka semua kekuatan haruslah ditujukan ke arah kemerdekaan nasional.Dengan kemerdekaan nasional rakyat akan dapat memperbaiki rumah tangganya dengan tanpa gangguan. PNI ingin sekali melihat rakyat Indonesia bisa mencapai kemerdekaan politik untuk mencapai pemerintahan nasionalmencapai hak untuk mengadakan Undang-undang sendiri dan mengadakan aturan-aturan sendiri dalam mengadakan pemerintahan.
Sesudah PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh pemerintah Hindia Belanda akibat pemberontakannya tahun 1926-1927, maka dirasakan perlunya wadah untuk menyalurkan hasrat dan aspirasi rakyat yang tidak mungkin lagi ditampung oleh organisasi-organisasi politik yang ada pada waktu itu

 

Sejalan dengan hal tersebut muncul organisasi kebangsaan dengan corak politik nasionalis murni yaitu PNI yang didirikan tanggal 4 Juli 1927. Kehadiran PNI benar-benar jadi tantangan pemerintah Hindia Belanda karena organisasi ini benar-benar menunjukkan perlawanannya., bahkan pada tanggal 17-18 Desember 1927, PNI berhasil memelopori terbentuknya organisasi sosial politik se Indonesia dalam bentuk (PPPKI) ,
Permufakatan perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia

SUMPAH PEMUDA
.

Penggagas Kongres Pemuda Pertama

DIALAH tokoh penting di balik terselenggaranya Kongres Sumpah Pemuda Pertama 30 april-2mei  1926. Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, wafat pada 1984, tak hanya menggagas munculnya kongres itu, tapi ia juga kemudian menjadi ketuanya.
Pemuda ini bernama lengkap Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, lahir di Pamekasan, Madura, 10 Oktober 1904. Ketika itu ia berusia 21 tahun, saat memimpin Kongres Pemuda1 Indonesia pertama yang digelar di Jakarta pada 30 April 1926 hingga 2 Mei 1926. Keputusan yang menetapkan Tabrani menjadi ketua panitia adalah hasil dari pertemuan sebelumnya yang terjadi pada tanggal 15 November 1925 dengan lima organisasi pemuda dan beberapa peserta perorangan yang bertemu di gedung Lux Orientis, Jakarta. Organisasi itu adalah Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Pelajar Minahasa, dan Sekar Roekoen. Dan Tabrani mewakili Jong Java.

hal yang menjadi pembicaraan adalah tentang usulan bahasa Indonesia yaitu bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Uraian singkat sebagai berikut;
Pada hari terakhir Kongres Pemuda pertama ini, Muhammad Yamin (saat itu berusia 22 tahun) menyatakan hanya ada dua bahasa, Jawa dan Melayu, yang berpeluang menjadi bahasa persatuan. Namun Yamin yakin bahasa Melayu yang akan lebih berkembang sebagai bahasa persatuan. Dan peserta kongres saat itu hampir sepakat menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.

Namun Tabrani menentang : “Bukan saya tidak menyetujui pidato Yamin. Jalan pikiran saya ialah tujuan bersama, yaitu satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.”

Menurut Tabrani, kalau nusa itu bernama Indonesia, bangsa itu bernama Indonesia, “Maka bahasa itu harus disebut bahasa Indonesia dan bukan bahasa Melayu, walaupun unsur-unsurnya Melayu.”
Pendapat ini diterima Yamin dan Djamaludin. Keputusan menetapkan bahasa persatuan itupun ditunda dan akan dikemukakan lagi dalam Kongres Pemuda Kedua.
Tujuan kongres pemuda I adalah;
1.      Membentuk badan sentral
2.      Memajukan paham persatuan kebangsaan
3.      Mempererat hubungan diantara semua perkumpulan pemuda kebangsaan.
Peserta Kongres Pemuda II
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.Pada hari ini, 28 Oktober kembali diperingati hari Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia yang menggambarkan Kesatuan dan Persatuan Kebangsaan. Melalui hari Sumpah pemuda ini kita mengenal ikrar :
Pertama:Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Soepratman pertama kali dinyanyikan. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantudmkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya. Tidak kalah penting pada peristiwa ini, bendera Merah Putih dikibarkan. Sumpah Pemuda, adalah Ikrar dalam kongres pemuda ke II di Jakarta yang menyatakan bahwa Putra Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, menjunjung bahasa persatuan dan berbangsa satu yaitu Indonesia. Hal ini bukan omong kosong dan bukan pekerjaan dalam waktu singkat, dan juga bukan hasil usaha dari beberapa gelintir orang saja. Sejak kebangkitan nasional 20 Mei 1908, para pemuda Indonesia telah membuktikan diri kepada penguasa Kolonial bahwa anggapan jelek bangsa Indonesia itu "Laksheid", yang berarti pemalas, tidak bersatu serta saling bermusuhan, adalah tidak benar
.
 Sarekat Dagang Islam
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi.SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh. R.M. Tirtoadisuryo pada tahun 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiah di Batavia. Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo mendirikan lagi organisasi semacam itu di Buitenzorg. Demikian pula, di Surabaya H.O.S. Tjokroaminoto mendirikan organisasi serupa tahun 1912. Tjokroaminoto masuk SI bersama Hasan Ali Surati, seorang keturunan India, yang kelak kemudian memegang keuangan surat kabar SI, Utusan Hindia. Tjokroaminoto kemudian dipilih menjadi pemimpin, dan mengubah nama SDI menjadi Sarekat Islam (SI). Pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang baru Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Jika ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut:
  1. Mengembangkan jiwa dagang.
  2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
  3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
  4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
  5. Hidup menurut perintah agama.
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan SI adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim. Pada waktu SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.Seiring dengan perubahan waktu, akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917.
Sarekat Islam
Potret bersama rapat Sarekat Islam di Kaliwungu. Hadir para anggota dari Kaliwungu, Peterongan, dan Mlaten, serta anggota Asosiasi Staf Kereta Api dan Trem (VSTP)[1] Semarang.
Pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang baru Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Jika ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut:
  1. Mengembangkan jiwa dagang.
  2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
  3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
  4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
  5. Hidup menurut perintah agama.
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan SI adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim. Pada waktu SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.
Seiring dengan perubahan waktu, akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917.
Kongres-kongres awal
Kongres pertama diadakan pada bulan Januari 1913. Dalam kongres ini Tjokroaminoto menyatakan bahwa SI bukan merupakan organisasi politik, dan bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antarbangsa Indonesia, membantu anggotanya yang mengalami kesulitan ekonomi serta mengembangkan kehidupan relijius dalam masyarakat Indonesia.Kongres kedua diadakan pada bulan Oktober 1917.Kongres ketiga diadakan pada tanggal 29 September hingga 6 Oktober 1918 di Surabaya. Dalam kongres ini Tjokroaminoto menyatakan jika Belanda tidak melakukan reformasi sosial berskala besar, SI akan melakukannya sendiri di luar parlemen.
Masuknya pengaruh komunisme
SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada tahun 1914. Pada mulanya ISDV sudah mencoba menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di dalam masyarakat Indonesia melainkan diimpor dari Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya kurang berhasil. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme namun dengan cara yang berbeda.
Dengan usaha yang baik, mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Semaoen, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas sosialisme-komunisme.
*      Adapun faktor-faktor yang mempermudah infiltrasi ISDV ke dalam tubuh SI antar lain:
1.      Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat memiliki kekuasaan yang lemah. Hal ini dikarenakan tiap cabang SI bertindak sendiri-sendiri. Pemimpin cabang memiliki pengaruh yang kuat untuk menentukan nasib cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah ketua SI Semarang.
2.      Peraturan partai pada waktu itu memperbolehkan keanggotaan multipartai, mengingat pada mulanya organisasi seperti Boedi Oetomo dan SI merupakan organisasi non-politik. Semaoen juga memimpin ISDV (PKI) dan berhasil meningkatkan anggotanya dari 1700 orang pada tahun 1916 menjadi 20.000 orang pada tahun 1917 di sela-sela kesibukannya sebagai Ketua SI Semarang.
3.      Akibat dari Perang Dunia I, hasil panen padi yang jelek mengakibatkan membumbungnya harga-harga dan menurunnya upah karyawan perkebunan untuk mengimbangi kas pemerintah kolonial mengakibatkan dengan mudahnya rakyat memihak pada ISDV.
4.      Akibat kemiskinan yang semakin diderita rakyat semenjak Politik Pintu Terbuka (sistem liberal) dilaksanakan pemerintah kolonialis sejak tahun 1870 dan wabah pes yang melanda pada tahun 1917 di Semarang.
SI Putih (H. Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo) berhaluan kanan berpusat di kota Yogyakarta. Sedangkan SI Merah (Semaoen, Alimin, Darsono) berhaluan kiri berpusat di kota Semarang. Sedangkan HOS Tjokroaminoto pada mulanya adalah penengah di antara kedua kubu tersebut.
Jurang antara SI Merah dan SI Putih semakin melebar saat keluarnya pernyataan Komintern (Partai Komunis Internasional) yang menentang cita-cita Pan-Islamisme. Pada saat kongres SI Maret 1921 di Yogyakarta, H. Fachruddin, Wakil Ketua Muhammadiyah mengedarkan brosur yang menyatakan bahwa Pan-Islamisme tidak akan tercapai bila tetap bekerja sama dengan komunis karena keduanya memang bertentangan. Di samping itu Agus Salim mengecam SI Semarang yang mendukung PKI. Darsono membalas kecaman tersebut dengan mengecam beleid (Belanda: kebijaksanaan) keuangan Tjokroaminoto. SI Semarang juga menentang pencampuran agama dan politik dalam SI. Oleh karena itu, Tjokroaminoto lebih condong ke SI haluan kanan (SI Putih).
Penegakan disiplin partai
Pecahnya SI terjadi setelah Semaoen dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan desakan Abdul Muis dan Agus Salim pada kongres SI yang keenam 6-10 Oktober 1921 tentang perlunya disiplin partai yang melarang keanggotaan rangkap. Anggota SI harus memilih antara SI atau organisasi lain, dengan tujuan agar SI bersih dari unsur-unsur komunis. Hal ini dikhawatirkan oleh PKI sehingga Tan Malaka meminta pengecualian bagi PKI. Namun usaha ini tidak berhasil karena disiplin partai diterima dengan mayoritas suara. Saat itu anggota-anggota PSI dari Muhammadiyah dan Persis pun turut pula dikeluarkan, karena disiplin partai tidak memperbolehkannya.
Keputusan mengenai disiplin partai diperkuat lagi dalam kongres SI pada bulan Februari 1923 di Madiun. Dalam kongres Tjokroaminoto memusatkan tentang peningkatan pendidikan kader SI dalam memperkuat organisasi dan pengubahan nama CSI menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PKI bulan Maret 1923, PKI memutuskan untuk menggerakkan SI Merah untuk menandingi SI Putih. Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama menjadi "Sarekat Rakyat
 Partai Sarekat Islam Indonesia
Pada kongres PSI tahun 1929 menyatakan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemedekaan nasional. Karena tujuannya yang jelas itulah PSI ditambah namanya dengan Indonesia sehingga menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII menggabungkan diri dengan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Akibat keragaman cara pandang di antara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa partai politik, di antaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSII Kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan PSII sendiri. Perpecahan itu melemahkan PSII dalam perjuangannya. http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
 Pro & kontra Budi Utumo
Sebuah kekeliruan yang nyata bila Boedi Oetomo yang didirikan pada 1908 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Harkitnas). Karena tiga tahun Boedi Oetomo lahir, pada tanggal 16 Oktober 1905 sudah berdiri Sarekat Dagang Islam (SDI) di Surakarta yang didirikan oleh Haji Samanhoedi.
SDI jelas mempunyai arah perjuangan memajukan ekonomi pribumi dan melawan hegemoni asing. SDI yang bercorak Islam dan nasionalis, tidak tersekat-sekat dalam kedaerahan yang sempit.
Kritik terhadap dijadikannya Boedi Oetomo sebagai landasan kebangkitan nasional tak hanya datang dari umat Islam.
Peneliti Robert van Niels juga mengatakan, “Tanggal berdirinya Budi Utomo sering disebut sebagai Hari Pergerakan Nasional atau Kebangkitan Nasional. Keduanya keliru, karena Budi Utomo hanya memajukan satu kelompok saja. Sedangkan kebangkitan Indonesia sudah dari dulu terjadi…Orang-orang Budi Utomo sangat erat dengan cara berpikir barat. Bagi dunia luar, organisasi Budi Utomo menunjukkan wajah barat. ” (Robert van Niels, Munculnya Elit Modern Indonesia, hal. 82-83).
Melihat peran dan kiprah Jamiat Kheir/SDI dalam gerakan kebangkitan kesadaran nasional Indonesia, mengapa kabinet Hatta (1948-1949) menetapkan Budi Utomo sebagai pelopor kebangkitan nasional, padahal jelas-jelas organisasi tersebut menolak pelaksanaan cita-cita persatuan Indonesia dengan menolak sistem penerimaan keanggotaan yang tidak terbatas dari bangsawan Jawa semata, dan mengekalkan serta amenguatkan agama Jawa. Bahkan Budi Utomo melalui medianya Djawa Hisworo mengangkat artikel yang menghina Rasulullah saw. Mengapa bukan Jamiat Kheir yang dijadikan tonggak sebagai pelopor kebangkitan kesadaran nasional Indonesia, yang secara faktual telah berjuang di hampir semua bidang, baik pendidikan, politik, ekonomi, dan jurnalistik. Apakah karena mereka beragama Islam dan berkewarganegaraan Timur Asing ?
Pertantaan?...
 Mengapa tanggal berdirinya Budi Utomo juga di peringati sebagai hari ke bangkitan Nasional?Kenapa bukan tanggal berdirinya Sarekat Dagang Islam sebagai hari ke bangkitan nasional, jelas mempunyai arah perjuangan memajukan ekonomi pribumi dan melawan hegemoni asing. SDI yang bercorak Islam dan nasionalis,sedangkan Budi Utomo hanya mengutamakan golongan tertentu yaitu golongan priayi?
Jawaban
tiap tanggal 20 Mei pemerintah memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), mengacu pada organisasi Boedi Oetomo yang didirikan pada 20 Mei 1908.tujuannya untuk mencapai kemajuan & meningkatkan derajat bangsa.melahirkan kaum cendikiawan/golongan pelajar yang menjadi suatu kekuatan social baru u/ memperbaiki nasib bangsanya.organisasi ini adalah organisasi Pertama yang berbadan hukum karna berkerjasma dengan belanda & terbatas padagolongan priyai dan juga Budi Utomo di akui/di resmikan oleh Belanda jadi secara hukum Partai yang Legal/sah di mata hokum sedangkan Serekat Islam baru di akui resmi pada tahun 1916 dan pada awal berdirinya Serekat Islam/Serekat Dagang Islam lebih tujuannyan untuk berdagang/bergerak di system perekonomian.


Indicshe Partij
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Dr. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker yang lebih dikenal sebagai Dr. Danu Dirdjo Setia Budhi,kemudian disusul oleh Dr. Cipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat yang kemudian terkenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara.
EFE Douwes Dekker sendiri adalah cucu dari adik d Douwes Dekker penulis buku yang cukup terkenal “Max Haveelar” yang memuat kisah-kisah penderitaan “Saija dan Adinda” dengan menggunakan nama samaran Multatuli.
Sedangkan Dr. Cipto adalah anak seorang guru dan pernah dianugerahi bintang jasa “Ridder in de Orde van Oranje Nassau” oleh Ratu Wilhelmina karena keberaniannya bertugas di Kepajen dekat kota Malang tatkala berjangkit wabah pes disana. Ia seseorang yang pantang menyerah dalam menggapai cita-citanya dan terkenal dengan semboyannya “rawe-rawe rantas, malang-malang putung”.
Dan Suwardi Suryaningrat adalah keturunan bangsawan, cucu dari Sri Paku Alam III. Awalnya bersekolah di STOVIA, namun tidak selesai dan karena bakat jurnalistiknya ia bersama Douwes Dekker mengasuh majalah “De Express”. Yang bercita-cita mencapai Inhdonesia merdeka. IP dimaksud mengantikan Indische bond yang terdiri dari orang indo & eropa. Indische bond di bubarkan karna terjadi Diskriminasasi.
*      Tujuannya:
1)      Menumbuhkan & menigkatkan jiwa persatuan semua golongan.
2)     Memajukan tanah air yang dilandasi jiwa nasional
3)     Mempersiapkan kehidupan rakyat  yang merdeka.
Tujuan  dari partai ini  benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang yang dilakukan pemerintah kolonial.
*      Indische Partij dalam progam kerja menentapkan beberapa langkah antara lain:
1)     Menanamkan cita-cita kesatuan nasional Indonesia.
2)     Berusaha u/ mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia(Indonesia).
3)     Meningkatkan pengajaran yang kegunaannya harus ditujukan u/ kepentingan ekonomi Hindia.
*      Pada tahun:1913 ke tiga tokoh pendiri Indische Partij dihukum & dibuang ke negri Belanda dengan alasan:
1)     Indische Partij membahayakan kelangsungan penjajahan
2)     Belanda merasa malu atas sindiran:
v  Suwardi Suryadininggrat yang tertuang dalam tulisannya yang berjudul Al een Nederlander was(Jika saya seorang Belanda). Sekiranya saya seorang Belanda, maka saya tidak akan merayakan pesta-pesta kemerdekaan di dalam suatu negeri yang kami sendiri tidak sudi memberikan kemerdekaan negeri itu
v  Dr.Cipto Mangunkusumo yang dimuat di dalam De Express tanggal 26 juli 1913 yang berjudul Kracht of Vrees? berisi tentang kekhawatiran,kekuatan & ketakutan
v  Douwes Dekker turut mekritik dalam tulisannya De Express tanggal 5 Agustus 1913yang berjudul Onze Helden;Cipto Mangunkusumo en Soerdi Soerjaninggrat(Pahlawan kita;Cipto Mangunkusumo&Soerdi  Soerdininggrat)
Dengan alasan inilah ke-3 tokoh ini diasingkan ke Belanda tapi pada tahun 1914. Dr. Cipto Mangunkusomo di kembalikan ke Indonesia karna sakit.Sedangkan Douwes Dekker&Soewardi Soerdiniggrat baru dikembalikan pada tahun 1919 .
*      Soerwardi Soerdiniggrat
Mendirikan Taman Siswa pada tanggal 3 juli 1922.Tujuan didirikan adalah u/ mendidik & mengajak golongan muda serta menanamkan rasa cinta tanah air&semangat orang anti penjajahan.

*      TamanSiswa memiliki 3 semboyan yang berasal dari bahasa Jawa,yaitu:

a)      Ing ngarso sung   tuladha
Artinya sebagai contoh suri tauladan kpd mereka yang ditengah&di belakang
b)      Ing madyo karso

Artinya jika berada di tengah kuta harus mampu member semangat u/ kemajuan
c)      Tut wuri handayani
Artinya jika kita berada di belakang kita mampu memberi dorongan

*        Douwes Dekker
Mendirikan Ksatrian Institut/Ksatrian School pada tahun 1924.Di Bandung,suka bumi.Tujuannya;
1)     u/ memberi kesempatan belajar lebih baik&luas kpd anak-anak bumi putera.
2)     u/ menumbuhkan rasa harga diri manusia&kepercayaan kpd diri sendiri sebagai bangsa yang merdeka.
Semboyan yang digunakan adalah “Mengabdi Masa depan Rakyat”
Kemudian Indische Partij berubah namanya menjadi “Insulinde”. Dr. Cipto menjadi anggota pengurus pusat Insulinde untuk beberapa waktu dan melancarkan propaganda untuk Insulinde, terutama di daerah pesisir utara pulau Jawa. Selain itu, propaganda Cipto untuk kepentingan Insulinde dijalankan pula melalui majalah Indsulinde yaitu Goentoer Bergerak, kemudian surat kabar berbahasa Belanda De Beweging, surat kabar Madjapahit, dan surat kabar Pahlawan.
Akibat propaganda Dr. Cipto, jumlah anggota Insulinde pada tahun 1915 yang semula berjumlah 1.000 orang meningkat menjadi 6.000 orang pada tahun 1917. Jumlah anggota Insulinde mencapai puncaknya pada Oktober 1919 yang mencapai 40.000 orang. Insulinde di bawah pengaruh kuat Cipto menjadi partai yang radikal di Hindia Belanda. Pada 9 Juni 1919 Insulinde mengubah nama menjadi Nationaal-Indische Partij (NIP)
Akan tetapi NIP rupanya tidak mendapat sambutan yang luas di masyarakat bumi putera karena masih banyak pemuda bumi putera yang takut secara terang-terangan menyatakan kemerdekaannya dan pihak Indo-Belanda masih ingin mempertahankan hak prerogatifnya sebagai warga negara kelas satu. Akibatnya banyak orang-orang Indo-Belanda yang keluar dari NIP dan membentuk partai sendiri yang sesuai dengan kepentingan mereka sendiri yaitu “Indo-Europeesch Verbong” (IEV).
Meskipun banyak ditinggalkan oleh anggotanya, sepak terjang tiga serangkai tidaklah surut. Kegiatan-kegiatan dalam bentuk tulisan dan propaganda yang dilakukan oleh ketiganya memperjuangkan kemerdekaan dan nasionalisme Hindia tetap merupakan ancaman bagi pemerintah kolonial, sehingga demikian pada tahun 1921 Nationaal-Indische Partij (NIP) dibubarkan.
RANGKUMAN ( Negara Maju & Berkembang)
Untuk mengidentifikasi suatu negara dapat dikategorikan negara berkembang atau negara maju kita dapat melihatnya dari indikator berupa:
1.       Ekonomi (Tingkat pendapatan per kapita) rendah
2.       Tingkat Pendidikan rendah
3.       Tingkat Produktifitas rendah
4.       Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Beban Tanggungan tinggi
5.       Tingkat Pengangguran tinggi
6.       Ketergantungan Produksi primer, dan import produk sekunder
7.       Lingkungan fisik belum baik.

Wilayah persebaran Negara-negara berkembang sebagian besar terletak di Belahan Bumi Bagian Selatan yaitu di Benua Asia, Benua Amerika dan Benua Afrika.

Sementara itu ciri-ciri negara maju antara lain:
(1)   Pendapatan per KapitaTinggi
(2)   Tingkat Pendidikan Tinggi
(3)   Pertumbuhan penduduk kecil,
(4)   Kegiatan ekonomi berbasis industri dan jasa,
(5)   Sebagian besar penduduk tinggal di perkotaan,
(6)   Angka harapan hidup tinggi,
(7)   Lingkungan Fisik baik.

Wilayah persebaran Negara-negara maju sebagian besar terletak di Belahan Bumi Utara, meliputi Benua Eropa, Asia, Amerika. Hanya Australia dan Selandia baru terletak di Belahan Bumi Bagian Selatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar